“Gak semua rasa harus punya nama. Kadang dia cuma pengin
disadari.” — anonim
Ada hari-hari yang datang tanpa suara.
Pagi yang tenang, rutinitas berjalan seperti biasa, gak ada masalah besar. Tapi
entah kenapa, rasanya kayak ada yang menggantung di dada.
Bukan sedih. Tapi juga bukan bahagia. Kayak… kosong.
Dan anehnya, kita gak tahu harus cerita ke siapa.
Karena gak ada “alasan kuat” untuk merasa seperti ini.
Tapi kalau dipikir-pikir, mungkin ini bukan masalah harus
cerita ke siapa.
Mungkin ini tentang: kapan terakhir kali kita dengerin isi hati sendiri?
Terlalu sering jalan cepat, kita lupa mampir ke dalam
diri sendiri
“Kita bisa ke mana-mana, tapi tetap kehilangan arah kalau
gak tahu lagi mau pulang ke mana.” — Dee Lestari
Dulu, aku pernah ngerasa kayak gini di tengah malam.
Semua orang udah tidur, tapi pikiranku masih ramai.
Bukan mikirin tugas, bukan deadline, bukan masalah cinta-cintaan. Tapi kayak...
ada yang kosong, dan aku gak tahu apa.
Aku buka catatan di HP. Tulis satu kalimat: “Kenapa ya, aku
ngerasa kosong?”
Terus diem. Gak ada jawaban.
Dan waktu itu, aku baru sadar: selama ini aku terlalu sibuk jalan, sampai lupa
duduk dan nanya, “Aku lagi ke mana sih sebenernya?”
Mungkin kita semua pernah kayak gini.
Terlalu sibuk jadi versi “bermanfaat” dari diri kita: yang bisa diandalkan,
yang gak bikin repot, yang keliatan tegar.
Sampai akhirnya lupa nanya: aku sebenarnya masih baik-baik aja gak, sih?
Rasa yang gak jelas bukan berarti gak penting
“Kalau kamu gak ngerti apa yang kamu rasain, bukan berarti
kamu salah. Mungkin kamu cuma perlu lebih tenang dengerinnya.” — Morgan Harper
Nichols
Kita hidup di dunia yang suka kejelasan.
Semua harus bisa dijelaskan: kenapa kamu sedih, kenapa kamu capek, kenapa kamu
gak semangat.
Tapi kenyataannya, gak semua perasaan datang dengan alasan yang jelas.
Kadang kita cuma ngerasa lelah. Bukan karena aktivitasnya
berat, tapi karena terlalu banyak mikir.
Kadang kita ngerasa hampa. Bukan karena hidupnya kosong, tapi karena hati kita
udah penuh sama hal-hal yang gak kita sadari.
Rasa yang gak jelas itu bisa jadi sinyal.
Sinyal bahwa ada bagian dari diri kita yang terlalu lama disimpan, ditekan,
atau bahkan gak pernah didengar.
Dan justru karena gak jelas, kita jadi ragu buat ngakuin.
Padahal valid, loh.
Kamu boleh ngerasa aneh tanpa harus punya alasan logis.
Bisa jadi, kamu gak lelah karena kerjaan… tapi karena
harus terus kuat
“Berpura-pura gak apa-apa, itu pekerjaan penuh waktu.” —
Nayyirah Waheed
Salah satu lelah paling berat adalah lelah karena harus kuat
terus.
Gak semua orang ngerti capeknya jadi “anak baik”, “teman penolong”, atau “yang
bisa diandalkan.”
Karena jadi kuat itu sering kali artinya: menunda cerita sendiri demi dengerin
cerita orang lain.
Tapi siapa yang dengerin kamu?
Kadang kita ngebangun benteng biar orang gak khawatir. Tapi
lama-lama benteng itu jadi penjara.
Dan perasaan-perasaan kecil yang kita tekan terus-menerus, suatu hari bisa
meledak tanpa aba-aba.
Makanya kalau tiba-tiba kamu ngerasa aneh—padahal gak ada
alasan jelas—mungkin itu alarm tubuhmu yang bilang: “Udah ya, jangan pura-pura
kuat terus.”
Rasa-rasa kecil yang diabaikan bisa tumbuh jadi luka yang
gak kelihatan
“The feeling you can’t name might be the part of you that
needs love the most.” — Yung Pueblo
Aku pernah ngobrol sama seorang teman yang bilang:
“Gue gak kenapa-kenapa, tapi tiap bangun tidur rasanya kayak pengin ngilang.”
Padahal kerjaannya oke, keluarganya baik, temannya banyak. Tapi tetap aja ada
ruang kosong yang gak bisa dijelasin.
Aku tanya, “Kamu pernah berhenti dan nanya ke diri sendiri,
kamu butuh apa?”
Dia diem lama. Terus bilang, “Belum pernah. Selalu takut ketemu jawabannya.”
Dan di situ aku sadar: banyak dari kita gak takut sedih,
tapi takut jujur.
Takut kalau ternyata kita gak sekuat yang kita pikir.
Takut kalau ternyata kita butuh lebih banyak pelukan dari yang kita akui.
Perasaan-perasaan itu gak muncul untuk dilawan. Tapi buat
dikenali.
Biar kita tahu, bagian mana dari diri kita yang selama ini paling butuh
disayangi.
Kadang, kita cuma butuh diam dan dengerin diri sendiri
tanpa tergesa
“You don’t always need to figure it out. Sometimes you just
need to feel it.” — Brianna Wiest
Kamu gak harus selalu produktif buat merasa berarti.
Gak harus selalu semangat buat dibilang sehat.
Gak harus selalu punya jawaban untuk tiap perasaan.
Coba sekali-sekali duduk.
Tutup layar. Turunin bahu. Hening sebentar.
Lalu tanya:
“Kamu lagi kenapa?”
Bukan untuk dijawab cepat. Tapi untuk didengarkan.
Dan percaya deh, kadang hal paling menyembuhkan bukan solusi… tapi keberanian
buat hadir penuh di hadapan rasa sendiri.
Kalau hari ini kamu ngerasa aneh, gak apa-apa.
Kalau kamu gak tahu kenapa sedih, gak apa-apa.
Kalau kamu butuh diem tanpa ditanya-tanya, itu valid.
Perasaanmu gak harus bisa dijelaskan untuk bisa diterima.
Cukup kamu hadir. Dengerin. Peluk diri kamu sendiri sebentar.
Karena bisa jadi, rasa itu cuma pengin bilang:
“Aku masih di sini. Tolong, jangan pergi dari aku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar