"Fokus bukan sesuatu
yang kamu temui, tapi sesuatu yang kamu bangun." – Charles Duhigg
Kamu pasti pernah ngerasa,
kan, pas udah niat banget mau baca buku, eh, ujung-ujungnya malah lupa waktu
dan asyik scroll timeline sosial media? Rasanya, waktu udah habis berjam-jam,
tapi kok nggak ada yang bener-bener berfaedah? Padahal, niat awalnya kan
mau produktif, mau baca buku, atau belajar sesuatu. Tapi kenapa ya, tangan
malah lebih gampang pegang HP daripada buku? Nah, kita coba ngobrolin ini
bareng.
1. Kenapa Fokus Kita Mudah
Terganggu?
"Fokus bukan sesuatu
yang kamu temui, tapi sesuatu yang kamu bangun." – Charles Duhigg
Kita hidup di zaman yang
penuh dengan gangguan. Mulai dari HP yang terus memberi notifikasi, aplikasi
yang siap menarik perhatian kita, hingga sosial media yang menawarkan hiburan
tanpa batas. Setiap kali kita mendengar suara notifikasi, otak kita langsung
terpicu untuk melihatnya.
Ini adalah bentuk dari dopamin
rush yang membuat kita merasa rewarded meski itu hanya dalam
hitungan detik. Inilah kenapa kita lebih sering kehabisan waktu untuk scroll
daripada membaca buku.
Buku membutuhkan konsentrasi
penuh. Mungkin butuh beberapa menit untuk menyelami setiap bab dan memahami
pesan di balik kata-kata. Sementara itu, sosial media memberi kita hiburan
instan tanpa memerlukan banyak usaha.
Tapi sayangnya, hiburan
instan itu bisa jadi jebakan. Otak kita jadi terbiasa mencari dopamin
instan, dan akibatnya, kita jadi merasa malas untuk mengerahkan usaha lebih
dalam melakukan hal yang membutuhkan fokus, seperti membaca buku.
Lama kelamaan, kita jadi
merasa kesulitan untuk fokus dalam hal-hal yang lebih serius atau bermanfaat.
Kalau terus-terusan begini, kita jadi kebanyakan waktu buat hiburan, sementara
buku yang bisa memperkaya pengetahuan malah terabaikan.
2. Tekanan Jadi
"Produktif" yang Justru Bikin Kacau
"Produktivitas yang
berlebihan tidak hanya buruk bagi kesehatan mental kita, tapi juga bisa membuat
kita kehilangan arah." – Tim
Ferriss
Mungkin kamu sering ngerasa,
"Harusnya aku baca buku, kerja lebih keras, atau terus belajar." Ada
tekanan yang datang dari luar diri kita, dari media sosial yang terus
menampilkan orang-orang yang seolah-olah hidupnya selalu produktif.
Dan akhirnya kita merasa
kalau kita nggak melakukan hal serupa, kita nggak cukup produktif. Tapi justru
perasaan ini bisa menimbulkan kebingungan dan membuat kita stres.
Kadang, tekanan untuk terus
produktif malah bikin kita overthink. Kita pengen baca buku, belajar, atau
mencapai target, tapi malah merasa tertekan karena banyak hal yang harus
dilakukan. Alhasil, kita mencari cara untuk "melarikan diri" dari tekanan
itu, dan itu biasanya berujung dengan scroll sosial media atau nonton video
lucu yang nggak ada habisnya.
Memang, kita harus jujur pada
diri sendiri. Kita semua butuh waktu untuk santai dan reset otak, tapi yang
penting adalah kita tahu kapan waktunya istirahat, dan kapan waktunya untuk
kembali fokus. Produktivitas bukan hanya soal kerja keras tanpa henti, tetapi
tentang bagaimana kita bisa menikmati waktu santai tanpa merasa bersalah.
3. Bagaimana Mengalihkan
Perhatian dari HP ke Buku?
"Kunci untuk mengubah
kebiasaan adalah membuatnya lebih menarik, lebih mudah, dan lebih
memuaskan." – James Clear
Mengalihkan perhatian dari HP ke buku itu nggak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi itu bukan berarti nggak mungkin. Pertama, kamu bisa mulai dengan mengurangi gangguan.
Coba
matikan notifikasi yang nggak penting, atau bahkan simpan HP di tempat yang
jauh dari jangkauan saat kamu mau baca. Kalau kamu merasa tergoda untuk cek HP,
coba buat jadwal khusus untuk buka sosial media setelah kamu selesai baca
beberapa halaman.
Buku bisa terasa membosankan
kalau kita terbiasa dengan media yang lebih instan. Maka, buatlah
kegiatan membaca menjadi lebih menyenangkan. Misalnya, coba pilih buku yang
bener-bener kamu minati atau yang topiknya bikin kamu penasaran. Gantilah
pandangan kamu tentang membaca; bukan sebagai kewajiban, tapi sebagai
kesempatan buat menikmati waktu luang dan menambah wawasan.
Pilih waktu yang tepat untuk
membaca. Bisa setelah bangun tidur, sebelum tidur, atau di waktu santai. Saat
kamu sudah membiasakan diri membaca sedikit demi sedikit setiap hari, kamu
bakal mulai merasakan manfaatnya, dan kebiasaan itu bisa terus berkembang
menjadi kebiasaan positif.
4. Berdamai dengan Waktu
Tanpa Rasa Bersalah
"Jangan biarkan rasa
bersalah menguasai waktu santai kamu." – Brene Brown
Waktu untuk bersantai itu penting, apalagi di dunia yang serba cepat ini. Tapi sering kali, kita merasa bersalah ketika menikmati waktu santai, apalagi kalau kita ngerasa nggak produktif.
Saat kita memutuskan untuk menonton video di YouTube atau main game,
sering muncul perasaan bahwa kita harusnya melakukan hal lain yang lebih bermanfaat
seperti membaca buku. Padahal, kita juga butuh waktu untuk merilekskan otak dan
tubuh.
Kuncinya adalah balance.
Waktu luang itu penting, dan nggak perlu merasa bersalah. Yang perlu kita
lakukan adalah memahami kapan kita butuh istirahat dan kapan waktunya fokus.
Jangan biarkan perasaan bersalah menguasai momen santai kita. Ketika kita sudah
tahu kapan waktunya fokus dan kapan waktunya santai, kita bisa menikmati hidup
dengan lebih seimbang.
Penting juga untuk diingat
bahwa waktu santai bukan berarti waktu yang terbuang. Justru, ini adalah bagian
dari proses pemulihan yang membuat kita lebih produktif di kemudian hari.
5. Pelan-pelan, Yang
Penting Jangan Nunda
"Perubahan besar
dimulai dengan langkah kecil." –
Tony Robbins
Jangan terburu-buru ingin
langsung bisa mengubah kebiasaan dalam semalam. Mulailah dengan langkah-langkah
kecil, seperti membaca 10 halaman buku setiap hari. Kalau kamu merasa itu masih
terlalu banyak, mulai dengan dua halaman dulu. Yang penting adalah konsisten,
meski itu dimulai dengan langkah kecil.
Ketika kamu memulai kebiasaan
baru, jangan berharap bisa langsung melakukan semuanya dengan sempurna.
Pelan-pelan, nikmati setiap langkahnya. Kamu bisa mulai dengan target-target
kecil, dan seiring berjalannya waktu, kebiasaan membaca buku akan semakin kuat.
Yang terpenting adalah jangan nunda—mulailah sekarang, walaupun dengan hal
kecil, dan lihat bagaimana itu berubah jadi kebiasaan besar.
Terkadang, kita lebih sering
merasa “harus” dibandingkan “mau.” Tapi ingat, setiap orang punya cara berbeda
untuk menikmati hidup, jadi nggak perlu merasa terburu-buru. Yang penting, kamu
tahu kapan waktunya untuk melangkah lebih produktif dan kapan waktunya
menikmati hiburan dengan tenang. Pelan-pelan aja, yang penting nggak sendirian
dalam perjalanan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar