Pernah nggak, niatnya cuma mau cek Instagram atau Twitter sebentar sebelum tidur, tapi tahu-tahu udah sejam lebih berlalu? Timeline penuh berita buruk, gosip artis, dan video-video random yang nggak bisa berhenti kita tonton. Awalnya cari hiburan, malah makin capek. Nah, ini yang disebut doomscrolling.
"Teknologi bisa menjadi budak yang luar biasa, tetapi juga bisa menjadi tuan yang mengerikan." – Robin Sharma
Fenomena ini makin marak di kalangan mahasiswa. Pikirannya udah penuh sama tugas, revisi, dan deadline, tapi tetap aja tangan nggak bisa lepas dari HP. Kenapa ya, kita susah berhenti?
1. Doomscrolling: Kebiasaan yang Nggak Disadari
"Waktu yang hilang tidak akan pernah bisa ditemukan kembali." – Benjamin Franklin
Doomscrolling adalah kebiasaan terus-menerus mengonsumsi informasi negatif di internet tanpa sadar. Bukan karena kita butuh, tapi karena kita kecanduan informasi. Masalahnya, informasi yang dikonsumsi seringkali bikin stres—tentang ekonomi, politik, kejahatan, atau bahkan tugas kuliah yang berseliweran di grup.
Banyak mahasiswa mengalami ini. Awalnya cuma mau buka HP sebentar buat rehat, tapi malah terjebak siklus "satu video lagi." Tanpa sadar, ini bisa mempengaruhi kesehatan mental kita.
2. Kenapa Mahasiswa Rentan Terjebak?
"Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman." – Albert Einstein
Doomscrolling nggak cuma terjadi karena kita bosan. Ada beberapa alasan kenapa mahasiswa gampang terjebak:
- Tekanan akademik tinggi → Banyak tugas bikin otak penat, scrolling jadi pelarian.
- FOMO (Fear of Missing Out) → Takut ketinggalan berita atau tren terbaru.
- Algoritma media sosial → Konten disajikan secara otomatis biar kita terus scroll.
- Kebiasaan multitasking → Sambil ngerjain tugas, tetap aja buka sosmed.
Kombinasi ini bikin mahasiswa susah lepas dari doomscrolling, meski mereka sadar itu buang-buang waktu.
3. Tanda-Tanda Kamu Sudah Kecanduan Doomscrolling
"Kita membentuk kebiasaan kita, lalu kebiasaan kita membentuk kita." – John Dryden
Coba cek, apakah kamu mengalami hal berikut ini:
✅ Scroll tanpa sadar – Niatnya 5 menit, tahu-tahu udah sejam.
✅ Merasa lelah setelah scrolling – Bukannya segar, malah makin capek.
✅ Susah berhenti walau sadar harus tidur atau belajar.
✅ Malah makin cemas setelah baca berita di sosmed.
Kalau sering ngalamin, mungkin udah saatnya kamu mulai mengontrol kebiasaan ini sebelum makin parah.
4. Dampak Negatif Doomscrolling
"Orang yang mengendalikan waktu mereka, mengendalikan hidup mereka." – John C. Maxwell
Doomscrolling itu kayak jebakan. Kita tahu nggak baik, tapi tetap aja sulit berhenti. Efek negatifnya nggak main-main:
- Membuang waktu – Seharusnya bisa dipakai buat belajar atau istirahat.
- Menurunkan produktivitas – Otak jadi lelah, fokus berkurang.
- Meningkatkan stres dan kecemasan – Informasi negatif bikin pikiran makin penuh.
- Gangguan tidur – Scroll sebelum tidur bikin otak tetap aktif.
Nggak heran kalau banyak mahasiswa merasa burnout meski nggak melakukan banyak aktivitas fisik. Penyebabnya? Otak terus-terusan bekerja karena terlalu banyak konsumsi informasi.
5. Cara Menghentikan Doomscrolling
"Bukan teknologi yang mengendalikan kita, tapi kita yang harus mengendalikan teknologi." – Steve Jobs
Kalau kamu merasa doomscrolling mulai mengganggu hidup, saatnya ambil tindakan! Ini beberapa cara buat mengurangi kebiasaan scroll tanpa henti:
a. Atur Batasan Waktu
Gunakan fitur screen time atau alarm buat membatasi pemakaian sosmed. Misalnya, maksimal 30 menit sebelum tidur.
b. Matikan Notifikasi
Notifikasi itu pancingan. Matikan notifikasi yang nggak penting supaya nggak tergoda buka HP.
c. Ganti dengan Kegiatan Lain
- Baca buku atau nonton film yang lebih bermanfaat.
- Coba olahraga ringan sebelum tidur.
- Ngobrol dengan teman atau keluarga secara langsung.
d. Ubah Algoritma Sosmed
- Unfollow akun-akun yang bikin stres.
- Ikuti akun yang membagikan konten positif.
- Jangan terlalu sering klik berita negatif biar algoritma nggak merekomendasikan hal serupa.
e. Terapkan Digital Detox
- Hindari HP satu jam sebelum tidur.
- Coba sehari tanpa media sosial.
- Gunakan mode Do Not Disturb saat belajar atau istirahat.
Kalau ini dilakukan secara konsisten, perlahan-lahan kebiasaan doomscrolling bisa berkurang. Media sosial itu nggak sepenuhnya buruk, asal kita tahu cara menggunakannya dengan benar. Coba manfaatkan untuk belajar hal baru, membangun networking, atau bahkan membuat konten sendiri yang lebih bermanfaat. Dengan begitu, kita bisa tetap menikmati teknologi tanpa harus terjebak dalam siklus doomscrolling yang bikin stres dan kelelahan mental.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar